2013 - Catatan Kecil

Senin, 23 Desember 2013

Romantisme ku di Hari Ibu

Desember 23, 2013 0
Romantisme ku di Hari Ibu


Setiap orang mempunyai sikap atau cara romantis yang berbeda-beda. Cara dan sikapnya sangat bergantung pada didikan keluarga, lingkungan pergaulan dan pendidikan, bacaan, dan sebagainya. Pada tanggal 22 Desember, diperingati sebagai hari Ibu. Romantismenya berbeda-beda. Ada yang mengirim sms, memberi hadiah, mengirim voice note dan sebagainya, tergantung seleranya masing-masing. Hari itu, saya memilih romantisme yang lain, dan ini menjadi pilihan saya. Cara saya merayakan hari ibu adalah


“Berjanji untuk menjaga kehormatan Ibuku dengan tidak menjadi koruptor, kini hingga nanti, karena saya yakin rahim ibu saya tidak digunakan oleh calon koruptor.”



Cara ini saya dapatkan dari Bapak @aniesbaswedan. Beliau mengundang para Ibu yang bergerak dan turun tangan di Hari Ibu untuk mengingatkan anaknya untuk tidak menjadi koruptor, karena setinggi apapun pangkat Anda, Ibu Anda berhak menjewer Anda.

Jumat, 13 Desember 2013

Membangun Personal Brand di Generasi Digital

Desember 13, 2013 0
Membangun Personal Brand di Generasi Digital


Indonesia yang beberapa tahun terakhir mengalami apa yang dikenal dengan 3D (Demokratisasi, Desentralisasi, Diversivikasi) mendorong masyarakat merayakan pesta demokrasi atau pemilihan langsung di semua level. Tidak hanya di pimpinan politik, tapi di tingkat kampus dan organisasi. Perjalanan proses ini tidak berjalan mulus. Masih munculnya calon yang hanya bermodal uang sebagai mesin mendorong segolangan masyarakat yang didominasi anak muda bergerak. Bergerak mendorong orang-orang yang mereka anggap baik dan bisa berjuang di level pimpinan untuk maju dalam pemilihan. Melawan calon yang bermodal financial yang kuat tentu tidaklah mudah. Inilah yang menjadi tantangan untuk merancang strategi marketing terbaik untuk membangun Personal Brand yang kuat. Saya beruntung bisa menjadi bagian masyarakat yang bergerak ini dan belajar banyak dari pengalaman ini.

Pasar Indonesia Saat Ini
Sebelum merancang strategi pembangunan personal brand yang kuat, terlebih dahulu harus memahami pola pasar yang dituju. Teknologi mendorong terjadinya perubahan pola hidup dan gaya hidup masyarakat Indonesia. Pola marketing yang lama sudah tidak bisa digunakan sepenuhnya untuk masa sekarang. Teknologi ini mendorong pasar menjadi datar. Meminjam istilah Thomas Friedman, The World is Flat. Apa ciri-ciri masyarakat di era digital ini? Pertama, masyarakat semakin personal sekaligus semakin komunal. Semakin personal karena pengaruh teknologi membuat orang mampu menunjukkan dirinya kepada khalayak umum. Mereka bisa berkata dan beropini apa saja tanpa ada rasa tekanan dari sekitarnya. Semakin komunal karena jejaring sosial memudahkan seseorang menemukan orang yang sesuai dengan dirinya, entah kesamaan hobi, pandangan hidup, atau kesamaan kepentingan. Kesamaan inilah yang mendorong masyarakat membentuk simpul-simpul sosial.
Ciri kedua adalah masyarakat semakin horizoantal. Infrastruktur teknologi memudahkan masyarakat terkoneksi. Jika masyarakat sudah terkoneksi dengan sangat luas, pengaruh strategi marketing sangat sulit ditembus jika menerapkan pola vertikal. Masyaraat bisa mengecek kelebihan dan kekurangan suatu produk dan jasa dengan sangat mudah. Biasanya akan meminta info dan saran dari orang yang dia kenal. Iklan sehebat apapaun tidak akan menembus pasar jika pasar itu tidak percaya.

Membangun personal brand
Ada tiga hal yang harus diperhartikan dalam pembangunan personal brand. Pertama adalah digital social media, kedua komunitas, dan ketiga adalah karakter. Kita akan bahas yang pertama dahulu. Semakin berkembangnya internet membuat semua orang terdorong untuk memiliki social media. Indonesia sudah dikenal dengan facebook nation atau twitter nation. Hal ini menguntungkan pembangunan personal brand yang tidak mempunyai sumber daya dan yang cukup. Dengan pemanfaatan social media, kita bisa menggandakan ide secara hampir gratis. Kemampuan pengelolaan akun social media diperlukan dalam pembangunan personal brand. Membangun keterikatan pengelola akun dengan pasarnya menjadi titik penting. Hal-hal kecil namun penting harus dilakukan oleh pengelola akun, misalnya menjawab mention/pertanyaan, bertanya tentang sesuatu, atau mengklarifikasi isu.

Hal kedua adalah komunitas. Bertolak dari karakter pasar yang semakin komunal, diperlukan langkah pembentukan komunitas dalam pembangunan personal brand. Komunitas diperlukan untuk memperbesar gaung suara di dunia nyata maupun di dunia maya. Kekuatan komunitas terletak di dua hal yaitu komunikasi dan aktivitas. Komunikasi dibangun betolak pada social media, kemudian diperluas dengan bertemu di dunia nyata, yang biasa disebut dengan kopi darat. Pola ini digunakan untuk memperkecil cost jika dibanding dengan pengerahan massa pada pola pembangunan brand cara lama dan pola ini memiliki struktur yang lebih kuat dibanding crowd biasa. Kedua adalah aktivitasnya. Aktivitas komunitas ini sangat penting karena merupakan cerminan sikap orang yang akan dibangun brandnya. Aktivitas positif membuat sentimen positif pasar lebih besar kepada pemimpin komunitas ini. Semakin banyak aktivitas, dapat meningkatkan kepercayaan bahwa pemimpinnya dapat menggerakkan orang. Ini akan menaikkan keterpilihan seseorang

Hal ketiga yang diperlukan dalam pembangunan personal brand adalah karakter. Branding yang dibangun sangat kuat akan mudah hancur jika tidak dibarengi dengan pembentukan karakter yang akan dibangun. Di era digital, orang tidak akan mudah percaya dengan slogan, tidak akan mudah percaya dengan tampilan gambar dan orang sagngat sulit percaya pada brand yang tidak mempunyai karakter. Setiap orang di era digital dengan mudah mengecek apakah brand ini memang benar-benar mempunyai karakter melalui social media. Karena itu pengelolaan karakter yang dikomunikasikan dengan baik melalui social media dapat meningkatkan personal brand seseorang.

Ketika tiga hal ini diramu dengan baik, maka pembangunan personal brand akan jauh lebih mudah dan dapat menekan biaya seminimal mungkin. Yang perlu diketahui adalah, pembangunan personal brand dengan cara ini tidak bisa ditempuh dengan cara singkat. Diperlukan proses yang lebih panjang dibanding dengan cara marketing vertikal. Era New Wave Marketing telah datang, karena itu pembangunan personal brand harus dengan cara baru.


**Artikel ini memenangkan lomba artikel markrting kompasiana, Desember 2013 **

Minggu, 24 November 2013

Orang Baik Masuk Politik

November 24, 2013 0
Orang Baik Masuk Politik

Ini hanya obrolan tanpa data. Hanya sebuah celotehan. Jadi jangan dianggap serius...

Dulu saya pernah menulis tentang kelompok baru dari pemuda yang berbuat sesuatu untuk sekitarnya. Kelompok anak muda yang bukan dari golongan BEM, Senat, himpunan dan makhluk sejenisnya. Kelompok pemuda yang terbiasa nongkrong di kafe, yang membentuk komunitas. Komunitas ini yang menjadi ujung tombak mereka berbuat sesuatu untuk masyarakat sekitarnya. Kelompok ini dulu tidak terlalu mengharap pemerintah. Dengan kata lain, ngapain mengharap pemerintah, kita gerak sendiri saja. Mereka bukan anti pemerintah, mereka bukan tidak pernah mengkritik pemerintah, tapi menganggap pemerintah sudah sibuk dengan urusannya, jadi tidak terlalu diharapkan. (link ttulisan tersebut di sini)

Saat ini, sebagian dari kelompok ini mulai mengubah persepsinya. Persepsinya menjadi seperti ini, kalau lingkungan pemerintah dihuni/dipimpin oleh orang baik, perjuangan mereka akan jadi lebih mudah. Dan pada akhirnya, kelompok ini mendorong dan memperjuangkan orang-orang baik bisa duduk di pemerintahan. Sebagai contoh di Kota Bandung. Kelompok anak muda mendorong orang-orang baik berlaga di pesta demokrasi di kota ini. Ada beberapa calon dari lingkungan anak muda ini. Setidaknya sepengamatan saya, ada dua calon yang didukung anak muda berbasis komunitas, yaitu Ridwan Kamil-Oded M Denial dan Budi “Dalton” Setiawan-Rizal Firdaus. Karena saya dukung Kang Emil (Ridwan Kamil), jadi saya tidak terlalu paham mesin dalamnya kang Budi Dalton. Di mesin kang Emil, anak-anak muda membentuk kelompok Relawan Bandung yang mengkampanyekan Kang Emil dengan cara-cara anak muda. Singkat cerita kang Emil memenangkan Pilkada Kota Bandung. Relawan Bandung tidak berhenti tugasnya. Relawan Bandung terus mengawal dan membantu program kerja Kang Emil agar Bandung Juara terwujud. Di sini juga terlihat komunitas juga mulai membangun kerja sama yang lebih erat dengan pemerintah.

Dengan duduknya orang-orang baik di pemerintahan, maka perjuangan komunitas jauh lebih mudah. Masih ingat kisruh tentang Babakan Siliwangi? Hutan kota ini akan dibuat mall, tapi gagal. Kembali muncul rencana akan dibuat restoran. Keresahan kembali berkecamuk di warga Bandung yang peduli hutan kota ini. Mucul gerakan #SaveBabakanSiliwangi yang salah satu penggiatnya adalah Kang Emil. Setelah beliau menjadi wali kota, pemilik izin pengelola Babakan Siliwangi menyerahkan kembali Baksil ke pemerintah kota Bandung tanpa syarat. Inilah salah satu guna orang baik duduk di pemerintahan. Bike Sharing yang digagas Kang Emil menjadi salah satu program kerja Pemkot. Bahkan bersepeda menjadi trend baru setelah Bapak Walikotanya perhi kerja setiap hari dengan bersepeda.

Bagaimana dengan nasib Indonesia(tingkat nasional)? Adakah orang baik yang kembali didukung segmen anak muda ini? Saya tidak mengetahui terlalu persis apa yang ada di dalam kandidat capres, tetapi salah satu yang saya tahu adalah mesin politik Anies Baswedan (@aniesbaswedan). Mesin politik ini dinamai dengan kolompok Turun Tangan (@turuntangan). Bersisi anak-anak muda yang dulunya anti parpol, sekarang mendukung orang baik masuk parpol.

Semoga orang-orang baik ini mampu membawa perubahan untuk Indonesia.
Mereka mempunyai pilihan untuk lipat tangan, mereka mempunyai pilihan untuk sekadar urun angan, tetapi mereka memilih TURUN TANGAN untuk Indonesia.

Salam Optimis untuk Indonesia

@Hardian_cahya

*nb: Posisi saya tidak netral, saya pendukung @ridwankamil dan @aniesbaswedan. Jika Anda merasa tulisan ini tendensius, saya rasa penilaian Anda tepat

Kamis, 21 November 2013

Sekrup Kecil di Kesuksesan Kita

November 21, 2013 0
Sekrup Kecil di Kesuksesan Kita


Dari sekian puluh lembar bagian buku Tugas Akhir saya yang berjudul: Perancangan dan Realisasi Antena Mikrostrip Log Periodik pada frekuensi 700 MHz untuk Aplikasi DVB-T (penting banget untuk Anda ketahui), bagian paling akhir yang saya tulis adalah ucapan lembar terima kasih.

Pada lembar ini saya diberi kesempatan untuk menuliskan siapa saja yang berjasa dan membantu saya dalam menyelesaikan tugas akhir ini. Pada poin pertama sampai ketiga saya tidak mendapat kesulitan karena akan diisi secara formalitas, dan memang paling berjasa yaitu Allah SWT dan Rasulullah, orang tua, selanjutnya pembimbing satu dan dua. Dipoin berikutnya saya agak menemui kesulitan. Bukan karena kesulitan menemukan orang yang berjasa, tetapi urutan saya rasa menjadi sangat penting. Kesulitan tidak hanya berhenti sampai di situ. Kesulitan berikutnya adalah keterbatasan lembar ucapan terima kasih. Jika direnungkan lebih banyak, banyak sekali orang yang berjasa, dan saya rasa terlalu berjasa untuk diwakili kalimat “Dan Seluruh pihak yang tidak mungkin disebutkan satu persatu dalam lembar ini.”

Saya ibaratkan dengan sebuah sepeda. Jika orang ditanya, komponen apa di sepeda yang penting? Mungkin akan dijawab, roda, rem, steer, pedal. Saya tidak pernah menemui jawaban, gotri, mur atau sekrup kecil penghubung komponen ini dengan itu. Padahal bisa dibayangkan kalau gotri atau sekrup tadi tidak ada, mungkin sepedanya tidak akan jalan. Sama halnya dengan ucapan terima kasih. Saya tidak menuliskan ibu sebelah kost yang telah mencucikan baju saya selama empat tahun, saya tidak menuliskan mas-mas nugraha aji dan Calisto yang saya repoti dengan print-printan buku TA (karena print lab sedang rusak), saya tidak menuliskan bapak polisi yang mengatur lalu lintas agar tetap lancar ketika saya harus berburu tanda tangan Ibu TRA sampai ke rumahnya di Arcamanik, padahal batas pengumpulan revis TA tingga beberapa jam lagi. Saya tidak bisa membayangkan jika jalan Terusan Jakarta yang saya lewati macet tanpa ada polisi.

Di sini pun saya tidak dapat menuliskan semua orang yang berjasa atas buku TA itu karena keterbatasan tenaga saya dalam menuliskan. Bahkan, mungkin saya harus menuliskan nama Bapak Dada Rosada selaku Walikota Bandung (saat itu) atas jasanya dalam buku TA saya.

Dan yang saya sadari sekarang adalah, kesuksesanmu adalah hasil kerja kolektif orang yang disekitarmu, baik kamu sadari atau tidak, kamu kenal atau tidak. Bahkan kesuksesanmu mungkin ada peran orang yang kamu benci.

Salam Optimis untuk Indonesia

@Hardian_cahya

Pengumuman (Tidak) Penting

November 21, 2013 0
Pengumuman (Tidak) Penting


Halo pembaca setia blog ini....



Setelah saya pindah kost ke kamar kost teman saya, @bimojoss, saya tak pernah mengaktifkan blog ini. Kalau blog ini rumah, mungkin rumahnya udah dipenuhi sarang laba-laba atau jadi tempat jin buang anak. Perlu para pemburu hantu untuk membersihkan blog ini.  Entah mengapa setelah pindah kost saya jadi malas menulis. Mungkin di sini lem di tempat tidurnya cukup kuat sehingga saya malas membaca dan menulis, atau memang bawaan hawa negatifnya si @bimojoss yang masih tertinggal di kamarnya ini. Kemungkinan ke dua yang lebih kuat. Karena hal yang demikian, maka saya memutuskan untuk mengubah haya isi dari blog ini. Blog ini akan diisi tulisan pendek, curhat sampah, atau hal-hal yang tidak terlalu penting. Walau isinya tidak penting, jangan sampai unfollow blog ini karena tidak baik untuk kesehatan dan isi dompet Anda. Terima kasih







Tertanda Admin Blog



@Hardian_cahya