2010 - Catatan Kecil

Jumat, 05 November 2010

Jangan Sampai Kita Seperti Kambing

November 05, 2010 1
Jangan Sampai Kita Seperti Kambing

Pernahkah Anda mengamati tingkah para kambing yang akan dijadikan hewan kurban? Ketika disatu lokasi ada beberapa kambing yang akan disembelih, ada kelakuan menarik yang bisa kita amati. Seumpama di satu lokasi ada empat buah kambing yang akan disembelih secara bergiliran. Ketika kambing pertama yang disembelih, tiga kambing kambing lainnya akan bersikap tetap santai. Dengan enaknya ketiga kambing lainnya masih sempat makan rumput. Tidak ada rasa panik sedikitpun. Tidak ada usaha untuk menyelamatkan diri. Tidak ada usaha untuk menyelamatkan kawannya. Mungkin,kalau kambing bisa tertawa,ketiga kambing lainnya mungkin masih tertawa dan bercanda. Dan kalau kambing bisa menangis, pasti kambing pertama akan menangis dengan tersedu-sedu melihat kawannya tidak berusaha menyelamatkan dirinya. Ketika kambing kedua mendapat giliran disembelih,kambing kedua ini baru berusaha menyelamatkan dirinya. Dirinya akan berteriak minta tolong. Tetapi kambing ketiga dan keempat tetap santai dan tetap makan rumput dengan nyaman. Kambing akan berteriak dan berusaha lepas dari ikatannya ketika dirinya mendapat giliran akan disembelih, tetapi dia sangat acuh ketika kawannya sesama kambing mendapat giliran disembelih duluan.

Dari kejadian diatas bisa kita ambil makna yang berharga. Jika kejadian tersebut dianalogikan ke dalam kehidupan manusia,apakah kita sama seperti kambing? Kita mirip kambing atau tidak dapat terjawab dan dibuktikan ketika saudara kita mendapat musibah dan ujian dari Allah SWT. Ujian yang dikirimkan kepada saudara kita,sebenarnya kita juga turut diuji. Yang dilihat adalah respon kita ketika saudara kita mendapat musibah. Apakah kita akan dengan tanggap berusaha memberikan bantuan kepada saudara kita itu atau kita diam saja dan tetap santai makan saperti kambing tadi. Tidak elok rasanya kawan. Memberikan bantuan merupakan salah satu kewajiban kita sebagai makhluk sosial, karena manusia sejatinya tidak dapat hidup sendirian.

Saat ini saudara kita yang ada di kawasan merapi sedang mengalami ujian dari Allah. Dari berbagai media, kita dapat menyaksikan betapa ganasnya amukan gunung merapi. Lalu apa yang bisa kita lakukan? Banyak saudaraku. Ada tiga langkah sederhana yang bisa kita akukan agar kita bisa berkontribusi kepada saudara kita.

1. Bagi yang mempunyai kemampuan,keahlian,kesempatan untuk berangkat menolong ke lokasi,sekiranya dapat berangkat langsung ke lokasi. (jangan lupa berkoordinasi dengan pihak terkait).

2. Bagi yang tidak mempunyai kemampuan,keahlian,dan kesempatan datang ke lokasi, kita dapat berkontribusi dengan cara lain. Kita dapat mengadakan penggalangan dana dan bantuan. Saya yakin di kampus masing-masing ada gerakan sosial penggalangan dana bantuan bencana. Sekiranya kita dapat menyisihkan sebagian uang kita untuk saudara kita yang ditimpa bencana.

3. Untuk kita semua,sekiranya kita dapat mendahsyatkan dan menyelipkan doa untuk mereka di setiap doa-doa kita. Doakan mereka agar dikuatan untuk menghadapi ujian ini.



Alhamdulillah ya Allah, pagi ini saya masih bisa menghirup udara segar dan menikmati pagi yang indah,

Tetapi bagaimana saudara kami yang ada di kawasan merapi? Apakah mereka dapat menghirup udara segar di tengah hujan abu dan pasir?

Alhamdulillah ya Allah, malam ini saya masih bisa tidur dengan nyenyak di kamar saya dan dapat bangun di pagi hari dengan segar,

Tapi bagaimana saudara saya yang ada di kawasan merapi yang harus tidur berdesak-desakan di barak pengungsian?

Alhamdulillah ya Allah, saya masih bisa makan dengan enak dan mendapat gizi cukup,

Tapi bagaimana dengan saudara saya yang ada di kawasan merapi yang harus mengantre begitu panjang untuk mendapatkan sebungkus nasi dengan lauk ala kadarnya?

Alhamdulillah ya Allah, saya masih bisa kuliah dan menuntut ilmu dengan tenang,

Tapi bagaimana dengan saudara saya yang ada di kawasan merapi yang harus menunda sekolah mereka karena sekolah mereka tidak bisa dipakai.

Ya Allah,Ampunilah hambamu ini karena tidak bisa membantu secara maksimal untuk membantu saudara kami. Semoga Engkau menguatkan mereka dalam menghadapi ujianMu ini,karena tidak aa yang mengenggam Gunung Merapi kecuali Engaku. Semoga esok bisa lebih baik. Amin...

Bandung,5 Oktober 2010

Ditulis di tengah mendung yang menyelimuti kampus.

Kamis, 04 November 2010

Kilas Oktober: Minggu-Minggu Deadline dan Kehidupan UTS

November 04, 2010 0
Kilas Oktober: Minggu-Minggu Deadline dan Kehidupan UTS

Ayeee…UTS selesai. Kegembiraan sedikit meletup di hati di awal bulan November. UTS selama sepuluh hari selesai sudah. Dan akhirnya saya bisa berkencan dengan Fia (nama laptop saya) untuk kembali belajar menulis. Menarik bagi saya untuk kilas balik selama bulan Oktober.

Awal Oktober

Di awal Oktober, sudah banyak agenda yang menunggu. Kepanitiaan SKI Academy memulai untuk bekerja untuk memulai program SKI Academy. Opening yang direncanakan diadakan pada tanggal 10 Oktober pun mulai dikebut persiapannya. Sayangnya, tidak seluruh panitia bekerja maksimal. Akibatnya kinerja kepanitiaan sedikit terhambat beberapa divisi masih belum merampugkan pekerjaannya. Masih sangat mentah. Padahal kami dikejar waktu untuk segera menyelesaikan karena tanggal 10 Oktober sudah semakin mendekat. Pada tanggal 8 Oktober, melalui hasil syuro panitia, kami memutuskan untuk menunda acara Opening SKI Academy. Terlau memaksakan diri kiranya jika Opening tetap diadakan pada tanggal 10 Oktober. Kami menundanya hingga tanggal 17 Oktober. Dengan harapan selama seminggu, seluruh divisi bisa merampungkan pekerjaannya masing-masing

Masih di awal Oktober, ada kabar gembira yang datang. Tanggal akhir pengumpulan proposal PKM diundur hingga tanggal 30 Oktober yang pada awalnya tanggal akhir pengumpulan proposal 3 Oktober. Tentu saja ini kabar gembira. Proposal yang kelompok saya belum rampung hingga akhir September. Masih ada waktu untuk memaksimalkan proposal PKM 2011.

Minggu Deadline

Memasuki minggu ke 2 bulan Oktober. Ahhh… ini merupakan minggu yang padat bagi saya. Di hari senin, jam 06.00, saya mendapat telepon dari SC panitia SKI Academy. Saya diminta untuk membuat proposal ke raktorat. Proposal harus diselesaikan lambat-lambatnya hari selasa (berarti saya harus menyelesaikannya dalam satu hari). Saya meminta keringanan. Akhirnya hari rabu menjadi deadline proposal SKI Academy. Padahal proposal PKM juga belum menunjukkan kemajuan yang berarti. Artinya dua proposal menumpuk dalam satu minggu untuk segera diselesaikan. Persiapan Opening SKI Academy juga harus mendapat perhatian. Pematanagan konsep acara dan segala perangkat pendukungnya juga perlu dipersiapkan. Dalam satu minggu itu juga banyak dosen yang mengadakan quiz.

Di minggu yang sama pula, amanah di kepanitiaan Infection juga harus mendapat perhatian. Persiapan acara puncak Infection harus dipersiapkan matang-matang. Deeerrr….bencana inilah yang datang ketika kita terlalu banyak menerima amanah. Berbagai pekerjaan memanggil untuk segera diselesaikan dalam range waktu yang sama. Kemampuan berpikir multi tasking sangat diperlukan dalam situasi seperti ini. Dan sialnya kemapuan seperti itu tidak saya miliki. Akibatnya kebingungan segera menyerang otak. Skala prioritas sangat sulit dibuat karena semua pekerjaan bersifat urgent.

‘Bencana’ begitu terasa di akhir minggu. Pada hari jumat,persiapan proposal PKM harus benar-benar dikebut karena dari rektorat, hari senin proposal sudah harus dikumpulkan. Pada hari Sabtu malam kembali pada syuro pemantapan Opening SKI Academy esok harinya. Tetapi proposal PKM pun belum jadi sepenuhnya. Setelah dihajar persiapan SKI Academy, malam harinya harus nglembur proposal. Itupun belum jadi ada hari itu, karena masih ada revisi untuk penyempurnaan. Hari Minggu pagi, kembali pada persiapan Opening SKI Acadey yang akan digelar pada sore harinya. Dekorasi Gedung Serba Guna harus segera dilakukan setelah acara MPAI berakhir. Ditengah-tengah persiapan, saya menerima telepon dari ketua Infection. Ketua Infection meminta panitia berkumpul untuk mempersiapkan acara puncak yang akan diadakan pada hari senin sampai rabu. Akhirnya saya meminta izin untuk tidak mengikuti persiapan Infection karena persiapan Opening SKI Academy lebih membutuhkan tenaga. Pada pukul 15.30 acara dimulai. Alhamdulillah persiapan kelar. Acara berjalan dengan sukses. Setelah beres-beres selesai pada waktu Isya’, saya harus meluncur untuk persiapan Infection. Persiapan Infection selesai pukul 22.00. Kegiatan berikutnya menyusul,penyelesaian proposal PKM dimulai.

Hari Senin pagi, acara penjurian Infection akan segera dimulai. Bolos kuliah menjadi sebuah pilihan sulit karena tidak memungkinkan untuk kuliah sedangkan persiapan Infection belum sempurna. Alhamdulillah tahap penjurian final berjalan dengan sukses. Pada Senin malam, persiapan seminar Infection yang sedianya digelar selasa pagi pun dilaksanakan. Tetapi sialnya, proposal PKM harus mendapat perhatian lebih karena deadline pengumpulan sudah tiba. Akhirnya persiapan Infection pun saya tinggalkan. Tidak enak hati memang,tetapi tidak ada pilihan yang lebih baik. Selasa pagi harus datang ke Learning Center untyuk persiapan seminar Infection. Sibuk sangat. Bolos kuliah pun kembali menjadi pilihan. Kuliah Rangkaian Listrik pun harus ditinggalkan karena seminar tidak bisa ditinggalkan begitu saja. Hari ketiga rangkaian acara Infection, hari Rabu, tergelar pada pagi hari. Pameran pemenang lomba Infection digelar di tengah gedung B. Saya pun tidak dapat berkontribusi dengan maksimal karena pada pagi harinya saya harus mengikuti quiz variabel komplek. Rasa kurang nyaman kepada ketua terasa di dalam hati. Akhirnya serangkaian acara Infection kurang lebih enam bulan selesai sudah.

Perang UTS di Akhir Oktober

Memasuki minggu terakhir di bulan Oktober, mahasiswa IT Telkom pun mulai mempersiapka diri menghadapi peperangan berhadapan dengan soal-soal UTS. Pada hari pertama UTS langsung dihajar dengan mata kuliah empat SKS, Rangkaian Listrik. Belajar di tempat teman pun jadi pilihan. Belajar di tempat teman hingga larut malam menjadi sebuah aktivitas yang wajar selama seminggu UTS. Dan akhirnya serangkaian UTS ditutup dengan ujian pengetahuan lingkungan. Untuk hasilnya,kita nantikan saja…..



Bandung, 4 November 2010

Selesai di Learning Center IT Telkom Lantai 3

Senin, 04 Oktober 2010

Kilas September: Silaturahim, Semangat Kuliah dan Keluarga Baru

Oktober 04, 2010 0
Kilas September: Silaturahim, Semangat Kuliah dan Keluarga Baru

Ketika memasuki bulan September, ada beberapa perasaan yang menggelayut di dalam hati. Perasaan sedih karena bulan Ramadhan akan segera berakhir. Bulan yang penuh rahmat ini akan meninggalkan kita semua tanpa kita tak pernah tahu apakah kita akan bertemu dengannya lagi. Perasaan senang karena saya akan pulang ke Blitar. Sudah lama saya memendam perasaan rindu dengan keluarga, dan sahabat di sana. Perasaan bahagia karena kita akan bertemu dengan Idul Fitri. Perasaan beban tanggung jawab karena pekerjaan yang ada di kampus belum selesai sehingga akan menjadi pekerjaan rumah.

The Power of Silaturrahim

Idul Fitri akan segera tiba. Mudik menjadi agenda unik dan khas bagi orang Indonesia baik yang Muslim maupun yang non Muslim. Idul Fitri akan dijadikan momentum untuk menjalin kembali silaturrahim dengan keluarga yang ada di kampung halaman. Idul Fitri juga merupakan kesempatan untuk “lari” sejenak dari tekanan kerja yang sudah satu tahun kita jalani.

Entah mengapa bertemu dengan keluarga dan kawan-kawan lama menjadi agenda yang sangat menarik. Mungkin kita setiap hari sudah “terhubung” melalui telepon atau situs jejaring sosial,seperti facebook, twitter, friendster. Tapi situs jejaring sosial tidak cukup untuk mengobati kerinduan yang kita rasakan. Tidak heran pada waktu sekitar Idul Fitri, mereka mengadakan kegiatan kumpul-kumpul yang biasa disebut dengan reuni.

Begitu pun saya. Mulai dari saya datang di Blitar, saya sudah dihajar dengan undangan buka bersama. Entah itu dari rekan ekstrakurikuler,teman sekelas, atau teman organisasi semasa SMA. Kegiatan ini menadi kegiatan yang mengasyikkan karena beban kuliah di kampus masing-masing menjadi sirna yang digantikan terobatinya rasa kangen dan canda tawa. Silaturrahim yang terjain secara maya,melalui internet,digantikan silaturrahim yang nyata. Cerita menarik dari kota dan kampus masing-masing akan mengalir begitu saja. Atau menguak kejadian lama yang biasa saja terangkat kembali menjadi sangat menarik ketika diceritakan ulang di masa kini.

Silaturahim juga akan terjalin kembali dengan keluarga. Tidak hanya keluarga kecil (ayah,ibu, dan anak) tetapi juga silaturrahim dengan keluarga besar. Ada beberapa keluarga yang mempunyai tradisi reuni. Contohnya reuni keluarga dari keturunan mbah buyut ini. Selain mengenalkan mbah buyut kita yang mungkin saja kita tidak mengenalnya, tetapi juga kita bisa mengenal keluarga yang sebelumnya kita tidak tahu.

Pulang ke Bandung dan Memulai Kuliah Kembali

Ketika liburan diambang batas perpisahan, saya harus segera kembali ke Bandung. Tentu saja ini episode yang cukup menyedihkan. Berpisah dengan keluarga, sahabat, dan kampung tercinta bukanlah hal yang menyenangkan. Blitar, kota kecil ini, sera menahanku untuk tidak pergi. Di bandung tidak bisa kutemui Nasi Pecel Mbok Bari, Nasi Tahu, Wajik Klethik
(kok makanan semua), dan segala yang khas di Blitar. Cintaku tumbuh di Blitar.

Tapi ada sisi lain yang ada dalam hati. Rasa semangat yang menggelora untuk melanjutkan pekerjaan yang menunggu di Bandung. Kepanitiaan, SKI, Pimnas, dan segala macam tugas khas kampus. Belum lagi kuliah yang semakin padat, tugas pendahuluan praktikum, tugas dari dosen, quiz, dan seabrek ateri kuliah yang harus dibaca serasa melambai kepadaku. Saya sadar, bahwa pekerjaan ini merupakan rintisan jalan menuju terwujudnya mimpi-mimpi.

Benar saja, sesampainya di Bandung undangan rapat, undangan syuro SKI, tugas kuliah mengantri tidak sabar untuk diselesaikan. Tapi saya mencoba menemukan inspirasi baru setiap pagi untuk menyemangati diri saya sendiri.

Keluarga Baru

Yang cukup membahagiakan saya adalah,saya mendapat keluarga baru. Himabtel (Himpunan Mahasiswa Blitar di Telkom) mempunyai anggota keluarga baru. Angkatan 2010 kurang lebih berjumlah 10 orang. Yang membuat saya bahagia adalah semangatnya luar biasa. Semoga Himabtel menjadi kelaurga yang kompak selalu.

Kamis, 23 September 2010

Menanti Kerendahan Hati Pemerintah (Presiden)

September 23, 2010 0
Menanti Kerendahan Hati Pemerintah (Presiden)

Anda tentu masih ingat kejadian Pak Beye Marah waktu beliau meninjau persiapan arus balik tahun ini. Beliau marah ketika jaringan teleconference yang beliau gunakan “ngambek”. Tampilan di layar mati seketika. Akhirnya Pak Beye marah dan menegur direktur utama PT.Telkom dan Telkomsel. Beliau mengingatkan (tapi dengan nada yang tinggi dan sedikit geram) agar kedua dirut turun ke lapangan dan jangan hanya kerja di belakang meja. Beliau memrintahkan kepada seskab untuk menelepon segera kedua dirut. Menteri BUMN segera bereaksi karena kedua institusi yang kena damprat tersebut di bawah naungannya. Dengan sigap memanggil kedua dirut menghadap ke Pak Menteri. Banyak yang menilai Pak Menteri sedang CarMuk (Cari Muka).

Tapi apa yang sesungguhnya terjadi? Ternyata jaringan yang digunakan adalah milik kepolisian. Dengan kata lain Pak Beye salah sasaran mendamprat. Pak Menteri pun cari-cari alasan. Beliau mengatakan seharusnya Telkomsel mem-back up jaringan milik Polri.

Apakah ada tanda-tanda Pak Beye minta maaf karena salah damprat? Sampai sekarang saya tidak melihat hal itu. Mungkin sebagian orang mengaggap hal itu terlalu “kecil” untuk dilakukan oleh seorang presiden. “Masak seorang presiden harus minta maaf soal gituan?” kata seorang kawan. Tapi menurut saya,apa salahnya presiden minta maaf?

Sepengetahuan saya,presiden kita jarang sekali untuk pidato meminta maaf. Kalau ada kesalahan pasti yang menjawab para pembantunya,itu pun juga bukan minta maaf. Kasus LPG mbleduk, kenaikan harga, kemiskinan masyarakat,dan lain-lain hanya dijawab dengan alasan ini itu. Paling banter minta maafnya juga berbunyi “Minta maaf lahir batin atas kesalahan yang disengaja maupun tidak.” Itupun hanya di waktu Idul Fitri. Mungkin seru juga ya kalau kita tanya “Pak, kesalahan yang sengaja Bapak buat itu apa saja ya?” Kalau dipikir secara akal sehat, kan kalau kesalahan yang disengaja itu pasti beliau sadar,tahu,dan masih ingat. Tapi jarang pejabat yang pernah merinci kesalahan yang disengaja itu. Saya kadang berpikir kasus kompor mbleduk,kemiskinan,korupsi itu dianggap kesalahan yang tidak disengaja. Ha..ha…ha. Saya merindukan presiden yang berani mengatakan “Saya minta maaf karena belum bisa mensejahteraakan rakyat.” atau “Saya minta maaf karena belum bisa mengatasi kompor mbleduk.”

Penting ga sih presiden minta maaf? Saya bukan ahli komunikasi politik,saya uga bukan mahasiswa komunikasi. Tapi pribadi saya berpendapat,apa salahnya presiden minta maaf atas kesalahan yang pernah dibuat?. Bukankah itu akan meningkatkan nilai dan harga dirina jika presiden berani meminta maaf atas kesalahannya? Banyak orang yang mengatakan, ada tiga kata yang sulit diucapkan manusia,tetapi jika manusia mengatakannya, maka manusia tersebut akan lebih dihargai oleh orang lain, yaitu maaf,terima kasih,dan tolong. Mungkin presiden akan lebih dihargai, dicintai, dan dihormati masyarakat jika mengatakan hal itu. Masyarakat akan lebih memanusiakan presiden. Masyarakat sejatinya tahu presiden mereka bukanlah manusia setengah dewa. Hanya manusia biasa yang punya salah dan lupa. Masyarakat tentu akan memaklumi jika presidennya minta maaf atau berterima kasih kepada rakyatnya. Karena masyarakat lebih menyayangi presiden yang humanis.

Jadi bukanlah saatnya lagi presiden harus gengsi untuk menjadi “manusia biasa”. Presiden bukanlah malaikat atau manusia setengah dewa. Presiden adalah bapak biasa bagi anak-anaknya. Presiden bukanlah orang yang tidak terjangkau bagi rakyatnya. Karena sejatinya presiden adalah pelayan rakyatnya.

Tapi sebelum Pak Beye minta maaf,saya minta maaf duluan aja deh. Maaf ya Pak Beye…

Minggu, 22 Agustus 2010

Antara Penegakan Hukum dan Hati Nurani

Agustus 22, 2010 0
Antara Penegakan Hukum dan Hati Nurani

Pendapat di bawah ini dilontarkan oleh seorang anak kecil yang nggak ngerti hukum, nggak hafal pasal di KUHP barang satu pun, bukan pula mahasiswa hukum. Hanya seorang anak kecil yang mencoba beropini melihat hukum dari sudut pandang orang yang awam hukum.

Akhir-akhir ini masyarakat rami membicarakan tentang pemberian grasi oelh presiden kepada mantan bupati Kutai Kartanegara yang juga terpidana kasus korupsi selama 6 tahun, Syaukani. Presiden memberikan “diskon” atas hukuman syaukani menjadi tiga tahun melalui hak pemberian grasi yang dimiliki oleh kepala Negara. Akhirnya syaukani kini bebas karena telah menjalani hukumannya kurang lebih 3 tahun. Alasan pemberian grasi itu adalah syaukani dinilai tidak layak menjalani hukuman karena menderita sakit yang berkepanjangan. Bahkan menteri hukum dan HAM,Patrialis Akbar mengistilahkan,syaukani seperti mayat hidup karena lumpuh dan buta. Bahkan kurang lancar jika diajak berkomunikasi.

Banyak yang menilai keputusan presiden tersebut merupakan kemunduran dari langkah pemberantasan korupsi. Bahkan ada yang menuding “ada udang di balik batu”. Kecaman pun mengalir deras di media. Bagaimana bisa orang yang telah mengkhianati rakyat diberi keringanan hukumannya.

Penegakan Hukum
Terus terang, saya sangat membenci koruptor. Bahkan saya menilai koruptor itu orang yang sangat sadis. Otak saya pun gagal memahami alasan orang mampu dan berani mengkhianati rakyat,orang yang telah menngaji mereka,memilih mereka, dan memberikan kepercayaan kepada mereka. Bagi anda yang pernah menonton film “Alangkah Lucunya Negeri Ini” garapan actor dan sutradara kawakan Dedi Mizwar, pasti akan tergambar dengan jelas bagaimana efek yang ditimbulkan jika seseorang pejabat korupsi. Mengenaskan. Karena itu saya tidak bisa memilih kata yang lebih baik dari kata “sadis” untuk perbuatan korupsi.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sekarang menjadi ujung tombak upaya pemberantasan korupsi setelah kepercayaan masyarakat terhadap polisi dan kejaksaan berada di titik nadir setelah terungkapnya upaya kriminalisasi pimpinan KPK dan terbongkarnya kasus makelar kasus Gayus Tambunan. Upaya pemberantasan korupsi harus tetap digalakkan untuk kemajuan Indonesia.

Posisi Hati Nurani
Lalu di manakah posisi hati nurani kita. Apakah penegakan hukum harus menghilangkan sisi kemanusiaan. Ada adegan menarik dalam film Alangkah Lucunya Negeri Ini. Bagian di mana para pengasong bimbingan Bang Muluk dikejar-kejar Satpol PP

“Mereka hanya mencari rezeki yang halal dan hanya itu yang mereka bisa”
“Ini aturan,tidak boleh mengemis dan mengasong,ganggu lalu lintas tahu?”
“Kalian terganggu dengan pengemis dan pengasong,tapi nggak terganggu dengan ulah para koruptor yang memiskinkan kalian”
“Kan koruptor nggak ganggu lalu lintas?”

Di sini sangat terasa bahwa penegakan hukum harus mengorbankan hati. Padahal anak miskin dan terlantar dipelihara oleh negara Pasal 34 (I) UUD 1945. Di sini saya berpikir, apakah penegakkan hukum selalu menyampingkan sisi kemanusiaan. Bukankah hukum itu untuk memuliakan manusia. Contoh dalam film itu adalah bagaimana peraturan tentangpengasong dan anak jalanan harus ditegakkan di atas usaha halal mereka. Padahal ini juga tanggung jawab Negara.
Jika ditilik dari kasus Syaukani, apakah hukum harus tetap dijalankan kepada orang yang telah lumpuh,buta,tidak dapat sembuh, sulit diajak komunikasi pula. Saya sangat memahami bagaimana perasaan penggiat anti korupsi di negeri ini. Mantan anggota Wantimpres yang juga aktivis hukum senior, Adnan Buyung Nasution mengatakan bahwa penggiat anti korupsi jengan berjuang dengan dilandasi dengan rasa dendam karena tujuan penegakkan hukum adalah kebenaran dan keadilan, bukan ajang balas dendam. Menurut saya, kadang penegakkan hukum menyampingkan sisi kemanusiaan. Mari mengembalikan posisi hati nurani pada tempatnya.

Sabtu, 19 Juni 2010

Sholat di Masjid itu Ga Gratis Lho!

Juni 19, 2010 0
Sholat di Masjid itu Ga Gratis Lho!

Anda mungkin sering sholat di masjid. Entah di masjid sekitar rumah anda, masjid di kampus anda, ataupun masjid tempat anda mengkuti pengajian. Atau mungkin ketika anda dalam perjalanan, anda sholat di masjid yang anda temui di tengah perjalanan. Setelah selesai sholat , anda mungkin meninggalkan masjid begitu saja. Tidak ada yang aneh memang, tapi anda baru saja melewatkan sesuatu yang harus anda lakukan. Yaitu anda baru saja tidak membayar biaya anda sholat di masjid itu. Lho kok bisa? Apakah harus bayar ketika sholat di masjid?

Ada ilmu menarik yang saya dapat ketika saya mengikuti kajian rutin ma’rifatullah di Masjid Daruut Tauhiid yang diisi oleh KH.Abdullah Gymnastiar. Beliau mengatakan bahwa sholat di masjid itu sebenarnya tidak gratis. Coba kita selidiki mengapa sholat di masjid itu tidak gratis. Ketika anda datang dalam keadaan anda tidak berwudhlu, anda pasti akan wudhlu di masjid itu. Ketika anda membuka keran, air akan mengucur, lalu anda berwudhlu. Pernahkah anda berpikir,berapa harga air yang sudah saya gunakan untuk berwudhlu? Berapa investasi untuk membeli kran, pipa, keramik tempat anda berwudhlu? Itu belum termasuk ketika anda ke kamar mandi untuk (maaf) BAB atau kencing. Ketka anda ke kamar mandi untuk buang hajat, anda memakai air lebih banyak. Tentu saja biayanya lebih besar.

Setelah selesai berwudhlu, anda memulai sholat.mungkin anda akan menggunakan keramik kurang lebih 60 cm x 1 m. pertanyaan akan timbul kembali. Emangngya keramik yang lu pake itu gratis? Itu dibeli pake uang,bukan pake daun. Ya kurang lebih seperti itu. Anda harus menghitung biaya “sewa” keramik atau lantai yang anda pakai untuk sholat. Belum lagi anda sholat di sore atau malam hari. Anda harus menghitung biaya listrik lampu yang menerangi anda. Atau anda sholat di siang hari yang udaranya sangat panas. Anda menyalakan kipas angin. Wah, lebih mahal lagi itu. Belum lagi biaya biaya perawatan seperti pel, sapu, listrik sound system dan lain-lain. Bila anda adalah pegawai DKM suatu masjid, pasti anda tidak akan merasa asing dengan biaya-biaya di atas.

“Mau sholat di masjid aja ribet banget harus ngitungin biayanya?” Bukan itu maksud saya. Yang saya soroti adalah ketika kita enggan untuk infaq untuk masjid, sebenarnya kita telah melawatkan suatu “kewajiban” kepada masjid itu. Dan ketika kita tidak membayar biaya itu, berarti kita telah menerima sesuatu secara gratis. Kan enak dapat gratisan? Ha..ha…memang orang Indonesia suka yang gratisan. Tapi ingat, kata Aa Gym ketika kita satu kali menerima gratisan, maka harga diri kita berkurang satu. Dan semaikn sering kita menerima sesuatu gratisan dari manusia, maka harga diri kita akan hilang. Mau harga diri kita hilang karena sering mendapat gratisan? Maih berpikir sholat di masjid itu gratis?

Yuk kita bersama (saya pun masih belajar) tidak melewatkan kotak infaq begitu saja…….
Anda mungkin sering sholat di masjid. Entah di masjid sekitar rumah anda, masjid di kampus anda, ataupun masjid tempat anda mengkuti pengajian. Atau mungkin ketika anda dalam perjalanan, anda sholat di masjid yang anda temui di tengah perjalanan. Setelah selesai sholat , anda mungkin meninggalkan masjid begitu saja. Tidak ada yang aneh memang, tapi anda baru saja melewatkan sesuatu yang harus anda lakukan. Yaitu anda baru saja tidak membayar biaya anda sholat di masjid itu. Lho kok bisa? Apakah harus bayar ketika sholat di masjid?

Ada ilmu menarik yang saya dapat ketika saya mengikuti kajian rutin ma’rifatullah di Masjid Daruut Tauhiid yang diisi oleh KH.Abdullah Gymnastiar. Beliau mengatakan bahwa sholat di masjid itu sebenarnya tidak gratis. Coba kita selidiki mengapa sholat di masjid itu tidak gratis. Ketika anda datang dalam keadaan anda tidak berwudhlu, anda pasti akan wudhlu di masjid itu. Ketika anda membuka keran, air akan mengucur, lalu anda berwudhlu. Pernahkah anda berpikir,berapa harga air yang sudah saya gunakan untuk berwudhlu? Berapa investasi untuk membeli kran, pipa, keramik tempat anda berwudhlu? Itu belum termasuk ketika anda ke kamar mandi untuk (maaf) BAB atau kencing. Ketka anda ke kamar mandi untuk buang hajat, anda memakai air lebih banyak. Tentu saja biayanya lebih besar.

Setelah selesai berwudhlu, anda memulai sholat.mungkin anda akan menggunakan keramik kurang lebih 60 cm x 1 m. pertanyaan akan timbul kembali. Emangngya keramik yang lu pake itu gratis? Itu dibeli pake uang,bukan pake daun. Ya kurang lebih seperti itu. Anda harus menghitung biaya “sewa” keramik atau lantai yang anda pakai untuk sholat. Belum lagi anda sholat di sore atau malam hari. Anda harus menghitung biaya listrik lampu yang menerangi anda. Atau anda sholat di siang hari yang udaranya sangat panas. Anda menyalakan kipas angin. Wah, lebih mahal lagi itu. Belum lagi biaya biaya perawatan seperti pel, sapu, listrik sound system dan lain-lain. Bila anda adalah pegawai DKM suatu masjid, pasti anda tidak akan merasa asing dengan biaya-biaya di atas.

“Mau sholat di masjid aja ribet banget harus ngitungin biayanya?” Bukan itu maksud saya. Yang saya soroti adalah ketika kita enggan untuk infaq untuk masjid, sebenarnya kita telah melawatkan suatu “kewajiban” kepada masjid itu. Dan ketika kita tidak membayar biaya itu, berarti kita telah menerima sesuatu secara gratis. Kan enak dapat gratisan? Ha..ha…memang orang Indonesia suka yang gratisan. Tapi ingat, kata Aa Gym ketika kita satu kali menerima gratisan, maka harga diri kita berkurang satu. Dan semaikn sering kita menerima sesuatu gratisan dari manusia, maka harga diri kita akan hilang. Mau harga diri kita hilang karena sering mendapat gratisan? Maih berpikir sholat di masjid itu gratis?

Yuk kita bersama (saya pun masih belajar) tidak melewatkan kotak infaq begitu saja…….

Jumat, 04 Juni 2010

Apakah hidup itu (harus) seperti roda yang beputar?

Juni 04, 2010 0
Apakah hidup itu (harus) seperti roda yang beputar?

“Kenapa wajahmu kusut begitu?”

“Lagi sedih nih Bro”

“Ada apa?”

“Gue gagal ujian Bro”

“Ooo….begitu,gagal itu biasa Bro. Hidup itu seperti roda yang berputar,kadang di atas,kadang di bawah”

Sekilas memang nasihat seorang kawan di ats memang baik. Tapi…..tunggu dulu. Kita akan bicarakan “Apakah hidup itu (harus) seperti roda yang beputar?” Jika kita telaah filosofi roda lebih dalam,kita akan menemukan kekeliruan pemahaman kalau hidup itu seperti roda yang berputar.

Mari kita tinjau dari bentuk roda. Roda adalah benda berbentuk lingkaran dengan jari-jari tertentu. Tapi kita harus ingat bahwa jari-jari suatu roda itu selalu bernilai konstan. Karena jari-jari roda konstan,maka posisi suatu titik akan mengulangi posisi semula jika diputar. Jika kita gambarkan grafik posisi suatu titik pada roda terhadap waktu maka kita akan peroleh grafik sinusoida normal. Karena roda yang berputar termasuk gerak osilasi (kok omongannya teknik banget ya…)

Sekarang kita analogikan ke kehidupan kita. Jika benar kehidupan kita seperti roda,berarti puncak kesuksesan seseorang saat ini tidak akan meningkat atau lebih baik dari puncak kesuksesan sebelumnya (dalam grafik sinusoida normal,nilai puncaknya selalu sama). Puncak kesuksesan sesorang tidak akan berkembang seiring jalannya waktu. Kalaupun dia gagal,maka dia akan mengalami kegagaln sama buruknya dengan kegagalan yang dia alami (nilai terendah dari grafik sinusoida normal selalu bernilai sama).

Hal ini bertentangan dengan nasihat Rasulullah SAW bahwa jika seseorang keadaannya lebih baik dari hari kemarin,maka dia termasuk orang yang beruntung. Jika keadaannya sama dengan hari kemarin, dia termasuk orang yang merugi. Jika keadaannya lebih buruk dengan hari kemarin,maka dia termasuk orang yang celaka. Dari nasihat Rasulullah SAW kita bisa ambil pelajaran bahwa kehidupan atau kesuksesan seseorang itu harus meningkat seiring berjalannya waktu. Tapi bukan berarti kesuksesan seseorang bisa diraih dengan begitu mulus. Karena itu kesuksesan seseorang juga tidak bisa digambarkan dengan grafik persamaan y=x. Kadang ada keadaan kita jatuh, tetapi kejatuhan itu tidak boleh sama atau bahkan lebih buruk dibanding kejatuhan kita yang terdahulu.

Karena itu kawan,jangan menganggap kehidupan kita seperti roda yang berputar, kadang di atas, kadang di bawah. Karena kehidupan kita harus tetap meningkat seiring berjalannya waktu. Walaupun kegagalan kadang datang menghampiri kita, maka kegagalan itu harus lebih baik dari kegagalan sebelumnya. Solikhin Abu Izzudin mengatakan bahwa ”Jadikan kegagalan itu menjadi energy yang besar untuk mencapai kesuksesan yang lebih sukses dari sebelumnya”. Kita harus bisa lebihbaik dari sebelumnya…...

Bandung, 4 Juni 2010

Rabu, 02 Juni 2010

Maknai Cinta Secara Utuh

Juni 02, 2010 0
Maknai Cinta Secara Utuh

Perangkat Cinta
Cinta,sebuah kata yang akan dibicarakan terus-menerus sepanjang hidup manusia. Sebuah kata yang ditakdirkan tidak berbenda. Tidak terlihat. Hanya terasa. Tetapi dahsyat.

Menurut Ust.Anis Matta,cinta mewakili seperangkat kepribadian manusia yang utuh:gagasan,emosi,dan aksi. Gagasannya adalah tentang bagaimana membuat orang yang diacintai menjadi lebih baik.ia juga emosi yang penuh gelora dan luapan perasaan. Gagasan dan emosi saja tidak cukup. Gagasan yang baik itu harus dituangkan dalam suatu tindakan yang nyata.

Sayangnya kebanyakan orang hanya mengambil bagian tengah dari perangkat itu,yaitu emosi. Dalam kehidupan mereka,cinta hanya gumpalan perasaan yang penuh dengan romantika dan perasaan indah belaka. Mereka sering melalaikan gagasan dan aksi untuk mencapai keadaan yang lebih baik. Bahkan mereka berani mempertahankan penderitaan atas nama cinta. Mereka lebih rela ‘tinggal di gubuk derita karena cinta’ dibanding mengembangkan diri dan membantu orang yang mereka cintai mendapat keadaan yang lebih baik. Karena itu kehidupan mereka tidak berkembang.

Cinta adalah sebuah perasaan totalitas. Gabungan yang utuh antara emosi yang menggelora dan tindakan nyata untuk berbuat demi kebaikan orang yang kita cintai. Emosi dan aksi harus berpadu menghasilkan kebaikan untuk orang yang kita cintai dan diri kita sendiri

Jadi terjebak pada pusaran emosi cinta tidak akan membawa kebaikan yang utuh bagi orang yang kita cintai dan bagi diri kita sendiri. Kata cinta harus dimaknai secara menyeluruh dan utuh. Gagasan,emosi,dan aksi untuk kebaikan bersama.

Pekerjaan orang besar

Mencintai bukanlah pekerjaan yang mudah. Mencintai adalah pekerjaan orang besar - begitu anis matta menyebut. Karena itu pecinta sejati merupakan orang yang terus mengembangkan kepribadiannya. Pecinta sejati tidak akan terus-menerus berkubang dalam emosi yang terus membuainya. Dia bisa keluar dan mampu mengendalikan perasaannya. Karena itu dibutuhkan kepribadian yang terus berkembang. Cinta dan kepribadian adalah dua kata tumbuh bersama dan sejajar.

Karena itu, untuk memberikan cinta yang berkualitas, ada dua hal yang harus dilakukan. Yang pertama adalah memahami dan memaknai cinta secara utuh dan menyeluruh. Yang kedua adalah pengembangan kepribadian terus menerus.
Selamat memberikan cinta yang berkualitas. Salam cinta……

Terinspirasi dari buku Serial Cinta (Anis Matta).

Senin, 03 Mei 2010

Konsep Baru Tentang Tanggung Jawab

Mei 03, 2010 2
Konsep Baru Tentang Tanggung Jawab

Ada sedikit ilmu yang mau saya bagi. Ilmu ini saya dapat ketika saya mengikuti kajian rutin ma’rifatullah di masjid Daarut Tauhiid pada hari kamis tanggal 30 April 2010. Biasanya kajian ini diisi oleh KH.Abdullah Gymnastiar. Tetapi saat itu Aa Gym berhalangan untuk mengisi. Akhirnya kajian itu diisi oleh Ust. Khomar.

Ust.Khomar menerangkan tentang tanggung jawab sebagai seorang muslim. Ada bagian menarik perhatian saya. Ust.Khomar “menguji” konsep tanggung jawab yang dimiliki oleh para jamaah.

Beliau menanyakan ”Siapa yang bertanggung jawab peci ini ada di lantai?” sambil melempar peci yang beliau kenakan ke lantai
Para jamaah serempak menjawab “Yang bertanggung jawab adalah ustad,kan yang melempar ustad sendiri”
Ustad mengambil kembali peci itu dan kembali bertanya “Siapa yang bertanggung jawab peci ini di lantai?” sambil melempar peci beliau kembali.
Jamaah kembali menjawab “Yang bertanggung jawab adalah ustad khomar”
Ustad kembali bertanya dengan pertanyaan yang sama sampai lima kali. Jamaah menjadi tidak yakin akan jawabannya.
Pada pertanyaan kelima”Anda semua kan melihat peci ini. Dan siapa yang bertanggung jawab bila sampai peci ini berada di lantai?”
Para jamaah dengan ragu-ragu menjawab “Ust Khomar yang bertanggung jawab.”
Tetapi ada satu di antara jamaah yang menjawab “Saya yang bertanggung jawab.” Kemudian Ust Khomar meminta yang menjawab itu maju ke depan. Dan ternyata yang menjawab “Saya yang bertanggung jawab” itu masih sangat muda. Kutaksir dia masih SMA. Dan ustad membenarkan jawaban pemuda dan memberikan hadiah buku tulisan beliau. Saya sangat kagum dengan pemuda itu. padahal jamaah yang hadir rata-rata mahasiswa dan bapak-bapak. Tetapi yang memiliki konsep tanggung jawab yang cukup matang adalah seorang pemuda yang saya rasa masih SMA.

Ternyata kebanyakan dari kita terjebak oleh konsep tanggung jawab “Siapa yang berbuat,dia bertanggung jawab”. Sebenarnya konsep ini tidak sepenuhnya salah. Tetapi konsep ini sering dijadikan sebagai pembenaran untuk cuci tangan ketika ada masalah.

Contohnya ketika lingkungan rumah kita kotor, kita selalu mengatakan “Lho itu kan bukan sampah saya,jadi saya tidak berkewajiban membersihkannya.” Atau ada keluarga miskin di sekitar kita dan kita sering mengelak “Itu kan tugas pemerintah,saya ga ada kewajiban di sana.” Kita sering berkata itu salah Si Fulan,bukan salah saya. Itu tanggung jawab Si Fulan,bukan tanggung jawab saya. Itu pekerjaannya Si Fulan,bukan pekerjaan saya. Itu sebabnya jika terjadi masalah di negeri ini, semua langsung saling tunjuk siapa yang bertanggung jawab. Jarang kita temukan pemimpin yang berkata,”Ini tanggung jawab saya” ketika ada masalah terjadi.

Saya rasa saatnya kita mengubah konsep tanggung jawab diri kita masing-masing. Tanggung jawab kita bukan hanya terbatas apa yang kita lakukan. Tanggung jawab bukan hanya terbatas hasil dari pekerjaan kita. Tetapi kita juga bertanggung jawab terhadap masalah yang terjadi di sekitar kita. Selama kita mengetahui dan bisa memperbaki,maka di situlah tanggung jawab kita berada. Mungkin itu yang disebut sebagai tanggung jawab sosial.

Senin, 26 April 2010

Fenomena di Mesin ATM

April 26, 2010 0
Fenomena di Mesin ATM

Pernahkah anda membaca tulisan yang berbunyi ”Cetak Resi? Jika tidak saldo anda akan ditampilkan di layar.” Ya, tulisan itu muncul ketika anda menarik uang di ATM.
Ada fenomena menarik terjadi di mesin ATM (setidaknya yang saya kunjungi). Di setiap mesin ATM yang saya kunjungi selalu bertebaran kertas resi yang di buang begitu saja oleh pengguna ATM. Atau tempat sampah yang disediakan penuh dengan kertas resi. Saya berpikir mengapa harus dicetak kalau hanya dibaca sekali lalu di buang? Mengapa tidak melihat jumlah saldo di layar ATM saja?

Kita sering mendengar tentang aksi penyelamatan bumi. Kita mungkin pernah atau sering mengikuti seminar tentang global warming. Tapi kita sering lupa bertindak untuk menyelamatkan bumi. Kalau kita tidak bisa bertindak dalam skala besar,mengapa kita tidak bertindak mulai dari skala kecil? Dalam fenomena mesin ATM tadi, penyelamatan bumi bisa kita mulai sana. Kita menyelamatkan bumi dengan tidak mencetak resi transaksi jika tidak diperlukan.

Ada konsep perubahan dari KH.Abdullah Gymnastiar (Aa Gym) yang mungkin bisa kita lakukan konsep itu dikenal dengan singkatan 3M. Yaitu mulai dari diri sendiri, Mulai dari hal yang kecil,dan Mulai saat ini. Dalam tulisan ini saya hanya menyoroti hal yang sangat sederhana, yaitu tentang fenomena di mesin ATM.

Yang pertama adalah mulai dari diri sendiri. Kita akan melakukan perubahan dari diri sendiri terlebih dahulu. Kita tidak perlu memperingatkan orang lain selama kita belum berubah.

Yang kedua adalah mulai dari hal yang kecil. Mungkin sebagian dari anda berpikir bahwa fenomena yang saya angkat adalah hal yang remeh. Mungkin sebagian dari anda berpikir banyak hal yang lebih penting untuk dirubah. Menurut saya perubahan kecil itu akan berdampak luas jika kita semua lakukan. Kertas resi yang kita buang itu berasal dari kayu yang ada di hutan. Jika 1000 orang saja tidak mencetak resi, pihak bank akan menghemat pembelian kertas. Berarti bahwa 1000 orang itu telah ambil bagian aksi penyelamatan hutan. Jika satu juta yang tidak mencetak resi,pasti banyak pohon yang terselamatkan dari penebangan sia-sia.

Yang ketiga adalah mulai saat ini. Kapan anda terakhir kali mencetak resi dengan sia-sia? Perubahan akan kita mulai saat ini juga. Kita tidak perlu menunggu ada undang-undang dikeluarkan, kita tidak perlu menunggu hutan Indonesia habis,dan kita tidak perlu bumi ini tidak nyaman Kita mulai perubahaan saat ini juga.
Saya sudah mulai,Bagaimana dengan anda?

Senin, 19 April 2010

Mereka Ada di Sekitar Kita

April 19, 2010 0
Mereka Ada di Sekitar Kita
Siang itu,rasanya matahari ada sejengkal di atas kepalaku. Panas menyengat. Kepalaku serasa retak di buatnya. Begini saja sudah tidak tahan,bagaimana aku akan bertahan di padang mahsyar nanti. Saat itu aku mengendarai motorku di sekitar jalan Setia Budi kota Bandung. Kuputuskan untuk sholat dzuhur dulu di masjid Daruut Tauhiid. Air wudlu serasa menghilangkan rasa panas yang kualami hari ini. Setelah sholat aku duduk-duduk dulu di dalam masjid.Kulihat sekitar,banyak orang sibuk dengan ibadah kepada Allah. Rasanya hanya aku, yang tidak tahu diri,hanya diam tidak bermakna. Ditambah rasa kantuk mulai menyerangku yang tidak kenal kasihan. Menyerangku di tempat yang tidak tepat.

Tidak berapa lama,serombongan jamaah datang. Entah mereka jamaah dari mana. Yang jelas mereka masuk dan meninggalkan alas kaki mereka dengan tidak beraturan di depan masjid. Aku hanya memandangi mereka tanpa melakukan apapun. Stelah jamaah itu masuk ke dalam masjid,keluarlah seorang pengurus Dewan Kesejahteraan Masjid (DKM) dari kantor DKM. Dengan senyum tulus yang mengembang di bibirnya, dia menata sandal dan sepatu rombongan jamaah yang baru masuk tadi. Ditatanya alas kaki itu agar mudah untuk dipakai sewaktu jamaah meninggalkan masjid.

Mungkin kehadirannya tidak disadari oleh jamaah. Tetapi dia dengan senang menata alas kaki dengan tidak mengharapkan pujian ataupun penghargaan dari seseorang. Kita bisa mengambil pelajaran dari peristiwa sederhana ini. Ternyata banyak orang yang telah berjasa kepada kita tetapi kita tidak mengucapkan terima kasih kepada mereka. Jangankan mengucapkan terima kasih, kehadirannya pun tidak kita sadari. Mungkin kita terlalu sering merasakan jasa mereka sampai kita tidak menyadari keberadaan mereka. Pernahkah anda membayangkan bagaimana jadinya anda ketika tukang sampah keliling mogok kerja? Pasti lingkungan rumah kita kotor. Walaupun mereka berjasa besar kepada kita,tetapi kita jarang menyadari keberadaan seorang tukang sampah.

Kita jarang menyadari peran orang sekitar dalam kehidupan kita. Kita menganggap itu hal biasa sehingga kita terlalaikan bahwa kita dibantu oleh orang yang mungkin tidak kenal. Pernahkah kita menyadari keberadaan mereka padahal mereka ada di sekitar kita.

Rabu, 14 April 2010

Belajar Bersyukur dari Fajar

April 14, 2010 0
Belajar Bersyukur dari Fajar
Tubuhnya penuh luka. Kepalanya memar seperti dihantam sesuatu. Lemas memandangi sekitarnya. Dari sorot matanya tergambar perasaan sedih. Bagaimana tidak, kampung tempat dia dilahirkan dan dibesarkan rata dengan tanah dalam hitungan detik. Lapangan tempat dia biasa bermain sekarang menjadi barak-barak pengungsian. Tiada lagi tawa kegembiraan yang terdengar di kampung itu. Tawa anak-anak yang biasa bermain selepas sekolah tinggal kenangan. Obrolan santai ibu-ibu tidak nampak lagi. Semua kegembiraan itu tergantikan oleh jerit ketakutan dan tangis. Kampung itu hancur karena peristiwa yang tidak mungkin terlupakanoleh setiap benak kampung kecil itu. Gempa 6,8 SR membuat kampung itu tak berbentuk lagi. Tapi apapun yang terjadi,sikap anak itu tetap menunjukkan keteguhan jiwa yang kuat walaupun dia belum menginjak masa remaja.

Perlahan kudekati dia. Kusapa dengan hangat. Dia menyambutku dengan senyum penuh ketulusan. Ketika kau menatap wajahnya dalam-dalam, rasa haru segera menyeruak didalam dadamu. Mata indah itu menggambarkan ada sesuatu yang tengah berkecamuk di dalam hatinya. Tubuh kecilnya serasa tak berdaya memikul cobaan yang berat yang tengah menimpanya.
“Assalamualaikum” sapaku.
“Waalaikumsalam” jawabnya dengan suara agak parau.
”Dik,sudah makan?”
“Sudah Kak,tadi sudah dapat makan” jawabnya dengan logat sunda yang khas.
“Nggak main sama teman-temanmu yang lain?’
“Nanti saja Kak.”
“O..ya,Adik namanya siapa?”
“Fajar” jawabnya singkat.

Inspirasi Dari Iklan Shampoo

April 14, 2010 0
Inspirasi Dari Iklan Shampoo
Pernahkah anda merasa “Mengapa keadaanku tidak sama dengan dia?” atau anda berpikir “Mengapa keadaan saya tidak sebaik dia?”. Pernahkah anda merasa seperti itu? Aku pernah merasa seperti itu. Aku merasa keadaanku paling buruk dibanding dengan yang lain. Aku kadang menginginkan keadaanku sama dengan yang lain. Keadaan yang nyaman seperti yang lain.

Beberapa bulan yang lalu aku menemukan sebuah iklan shampo. Iklan ini memang tidak tayang di Indonesia karena ini memang iklan shampo di luar negeri. Ada sebuah pelajaran yang dapat kupetik dari iklan yang inspiratif.

Dalam iklan itu diceritakan seorang gadis kecil yang tuli dan bisu ingin belajar biola. Akhirnya dia belajar dari seorang pengamen jalanan. Pengamen yang sudah tua. Pengamen itu juga yang menjadi sumber ilmu dan inspirasinya. Tapi usahanya dalam belajar biola tidak semudah yang diharapkan. Kakaknya yang juga seorang pemain piano sering menghina dia. Tidak hanya hinaan,tetapi juga tekanan dalam bentuk fisik. Tetapi sang pengamen tetap memotivasinya untuk tetap belajar biola. Akhirnya gadis itu tetap berusaha dan akhirnya dapat memainkan biola. Bahkan dia dapat membuat para juri pada sebuah lomba musik yang dia ikuti terkagum-kagum.

Dari iklan shampo itu aku dapat mengambil sebuah pelajaran yang berharga. Pelajaran tentang perlunya kerja keras dan pendirian yang teguh untuk mencapai kesuksesan. Tetapi ada bagian dalam iklan itu yang sangat menarik. Bagian dimana dengan berlinang air mata gadis tuli itu bertanya kepada sang pengamen “Mengapa keadaanku tidak sama seperti yang lain?” Dan dijawab oleh pengamen tua itu ”Mengapa kamu harus sama dengan yang lain?”.Rasanya kata-kata dari pengamen tua itu menampar diriku. Aku sering mengeluh dengan keluhan yang sama dengan gadis itu. Aku sering bertanya kepada diriku “Mengapa keadaanku tidak sama seperti yang lain?”. Dan seandainya ada orang yang bertanya balik sama dengan pertanyaan pengamen tua “Mengapa keadaanku tidak sama seperti yang lain?” rasanya aku tidak dapat menjawab. Aku baru sadar bahwa aku tidak punya alasan untuk mengeluh pada keadaanku. Aku tidak mempunyai alasan untuk iri pada keadaan orang lain. Aku tidak mempunyai alasan untuk mendapat keadaan yang sama dengan orang lain.

Kawan, kita sering mengeluh dengan keadaan yang kita alami. Kita sering menyalahkan keadaan ketika kita tidak mencapai kesuksesan. Padahal Allah,Tuhan Yang Maha Pemurah, sudah memberikan keadaan yang terbaik untuk kita. Allah sudah memberikan sumber daya yang kita butuhkan. Tetapi sayang, kita tidak menyadari dan tidak memanfaatkan sumber daya itu. Kita sering lalai dengan sumber daya itu. Dan akhirnya kita sering meminta keadaan yang lebih baik,keadaan yang lebih nyaman. Dan masihkah pantaskah kita mengeluh “Keadaanku tidak sebaik keadaan mereka”.

Karena itu Allah memperingatkan kita dalam Al-Quran surat Ar-Rahman:
“Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang engkau dustakan” (Q.S 55:55).

*) Video itu saya dapat dari link http://www.4shared.com/video/WAMIOOgj/Violin_and_Pantene.html?s=1

Jumat, 09 April 2010

Konspirasi Tingkat Tinggi

April 09, 2010 0
Konspirasi Tingkat Tinggi
Badannya cukup kekar untuk ukuran perempuan. Penggaris kayu ukuran satu meter dengan mantab digenggamnya. Matanya tajam menyorot sekelilingnya. Rani, begitu dia dipanggil. Dengan serius dia memberi instruksi. Kawan-kawannya pun mendengarkan dengan seksama. Sesekali menganggukkan kepala tanda paham. Suasana begitu serius. Aku,yang sebenarnya ketua kelas, hanya mengambil peran sebagai peserta saja. Biarlah kawan-kawan yang lebih ahli yang memegang tongkat komando operasi ini.

Aku baru pertama kali melihat kejahatan yang ditata begitu rapi oleh para anak didik ini. Generasi penerus yang diharapkan membangun bangsanya malah mencurangi negara. Konspirasi tingkat tinggi untuk ukuran anak SMA. Kami sedang merumuskan cara menghadapi ujian dari negara.Kami sadar cara kami tidak baik. Ketakutan kehilangan masa depan yang mendorong kami melakukan ini. Kami tidak ingin waktu belajar kami selama tiga tahun terbuang karena kesalahan pada waktu ujian selama 6x120 menit itu.

Petualangan Hidupku Dimulai

April 09, 2010 0
Petualangan Hidupku Dimulai
Dengan berbekal nilai UNAS hanya 26,87 saya ragu untuk melangkah ke dalam gerbang sebuah sekolah menengah atas. Saya tidak terlau yakin dapat di terima di sekolah itu. Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kota Blitar. SMA yang terfavorit di kota kecil ini. Pendaftaran di buka tiga hari. Pada hari pertama saya memasukkan berkas saya. Dengan cemas saya memantau perkembangan PSB. Saya takut tiba-tiba terdepak dari jajaran siswa yang diterima di SMA itu. Akhirnya pada hari ke tiga, saya masih bisa diterima di SMA 1. Aku berada di urutan 225 dari 320 siswa yang diterima.
Saya memulai petualangan di sebuah kelas yang bernama kelas X.9. Bersama 23 murid lainnya saya menjalani kehidupan kelas yang unik. 24 orang tersebut mempunyai karakter yang berbeda dan sangat sulit untuk disatukan (tentang kelas ini akan saya jelaskan pada tulisan yang lain). Pada kelas sepuluh, saya termasuk murid yang kuper. Ekstra yang saya ikuti pada saat itu hanyalah Ta’mir Musholla Baitul Muttaqiin. Satu tahun masa SMAku saya jalani dengan sangat biasa. Tidak ada dinamika yang saya alami. Walaupun ada beberapa kejadian yang cukup unik,yaitu dipukul preman, bazar pertama pada dies natalis SMASA. Tapi secara keseluruhan kehidupan saya sangat biasa.

Potongan Kecil Hidupku

April 09, 2010 0
Potongan Kecil Hidupku
Suara tangisku terdengar pertama kali pada hari Rabu tanggal 22 Mei 1991 di RSUD Dr. Hardjono yang berada di sebuah kota kecil propinsi Jawa Timur. Sebuah kota yang dikenal masyarakat umum sebagai Kota Reog. Ponorogo tempat aku dilahirkan.
Aku ditakdirkan terlahir di keluarga yang berkecukupan. Ayahku seorang dokter umum dan Ibuku seorang ibu rumah tangga. Aku anak kedua dari dua bersaudara. Kakakku lebih tua dua tahun dariku. Alhamdulillah, aku dapat tumbuh dengan sehat. Aku dibesarkan di kota yang dijuluki Bumi Bung Karno. Blitar,nama kota itu. Julukan itu dialamatkan pada kota Blitar karena di kota itulah sang Proklamator,Ir soekarno dimakamkan.